SDF

Ir. SARAH LERY MBOEIK - ANGGOTA DPD RI ASAL NTT - KOMITE 4, PANITIA PERANCANG UNDANG UNDANG(PPUU), PANITIA AKUNTABILITAS PUBLIK DPD RI TIMEX | POS KUPANG | KURSOR | NTT ON LINE | MEDIA INDONESIA | SUARA PEMBARUAN | KOMPAS | KORAN SINDO | BOLA | METRO TV | TV ON LINE | HUMOR
Sarah Lery Mboeik Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch
widgeo.net

Selasa, 04 Juni 2013

Kronologis Kejadian Kerusuhan di Desa Wahang, Kecamatan Pinu Pahar, Lereng Wanggameti, Sumba Timur



Kronologis Kejadian Kerusuhan di Desa Wahang, Kecamatan Pinu Pahar, Lereng Wanggameti, Sumba Timur

Pada Rabu, 18 Juli 2012 telah terjadi kerusuhan di Desa Wahang, Kecamatan Pinu Pahar, Sumba Timur. Kerusuhan ini melibatkan masyarakat yang menolak aktivitas pertambangan/eksplorasi yang akan dilakukan oleh PT. Fathi Resources di desa tersebut dengan pihak Kepala Desa, pihak perusahan dan beberapa warga yang mendukung pertambangan. Kejadian yang berlangsung skitar pukul 10.00 Wita ini, telah menimbulkan 4 orang mengalami luka-luka dan salah seorangnya dirujuk ke rumah sakit di Kota Waingapu. Selain itu, 2 sepeda motor dan sebuah mobil “ranger” milik PT. Fathi dilempari dan dirusak massa. Tak hanya itu, 5 rumah warga termasuk didalamnya yang menjadi basecamp PT. Fathi juga rusak berat.
Semula warga hanya akan menemui kepala desa untuk mempertanyakan kenapa perusahan tetap masuk padahal sudah ada surat penolakan oleh warga. Tapi karena tidak mendapat tanggapan baik dari kepala desa. Kepala desa juga mengatakan belum mendapatkan surat tertulis dari Bupati perihal pelarangan aktivitas pertambangan di Wahang. Warga kecewa dengan tanggapan dari kepala desa dan secara spontanitas melakukan penyerangan.
Kejadian ini terjadi akibat provokasi yang dilakukan oleh pihak perusahan dengan melakukan aktivitas pra eksplorasi di desa mereka. Warga kian marah karena titik-titik eksplorasi dilakukan di dekat rumah warga dan gereja. Rata-rata hanya berjarak 50-100 meter dari tempat tinggal mereka. Sejak semula mayoritas penduduk Wahang yang rata-rata berprofesi sebagai Petani, peternak dan nelayan telah menolak rencana kehadiran perusahan tambang di kampung mereka.  Hal itu dibuktikan dengan memberikan surat penolakan yang ditandatangani oleh 415 warga desa ke berbagai pihak terkait di Sumba Timur pada 20 Mei 2012. Selain ke 415 warga yang bertandatangan, ada ratusan kepala keluarga lainnya yang menolak pertambangan di Wahang. Adapun pihak-pihak tersebut adalah Bupati Sumba Timur, DPRD Sumba Timur, Kapolres Sumba Timur, Kodim Sumba Timur dan dinas-dinas terkait lainnya termasuk pimpinan lembaga gerja.  Dalam surat tersebut telah disampaikan oleh warga bahwa mereka tidak mau lahan-lahan produktif mereka dijadikan lokasi pertambangan. Faktanya memang bahwa desa Wahang yang terletak di pesisir selatan pulau Sumba diapit oleh laut dan hutan taman nasional Laiwangi-Wanggameti. Praktis tidak ada lahan kosong di desa tersebut yang dapat dijadikan aktivitas pertambangan.
            Selain bersurat, mereka juga telah menemui Bupati Sumba Timur, Gideon Mbiliyora pada 6 Juni 2012. Dalam kesempatan tersebut, bupati juga telah menyatakan mendukung penolakan warga dengan alasan Desa Wahang berada dipesisir selatan dan diapit kawasan taman nasional. Bupati juga menyatakan akan bertemu berbagai pihak terkait dan meminta kepala desa untuk membatalkan kehadiran perusahan di kampong tersebut. Alasan lain yang dikemukan warga yakni mereka sebagai kesatuan keluarga besar di desa mulai mengalami ketidaknyamanan sosial akibat gesekan dengan kepala desa dan beberapa warga yang mendukung tambang.
            Pada kesempatan sosialisasi tambang oleh pihak kecamatan dan pihak perusahan pun masyarakat secara mayoritas telah menyatakan penolakan. Pihak kecamatan yang diwakili oleh Camat Andi Marumata Menyatakan bahwa “yang menolak silakan terus menolak dan menerima silakan bekerja di perusahan”.
            Saat ini kondisi di kampung Wahang masih dijaga oleh aparat keamanan dari Polres Sumba Timur untuk mencegah terjadinya kegiatan pengrusakan lain oleh massa. Sedangkan Kepala Desa Wahang tengah di Kantor polres waigapu untuk mengadukan kejadian yang terjadi dan melaporkan sejumlah warga yang dituduh melakukan pengrusakan. Kabar dari warga, kini Ada 24 orang warga yang dilaporkan.